Definisi ERP.
ERP merupakan sebuah framework transaksi enterprise yang
menghubungkan proses pemesanan barang, manajemen inventarisasi dan kontrol,
perencanaan distribusi dan produksi, dan keuangan. ERP bekerja sebagai kekuatan
lintas fungsional perusahaan yang mengintegrasikan dan mengautomatisasi
berbagai proses bisnis internal dan sistem informasi termasuk manufacturing,
logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari sebuah
perusahaan (O‟Brien, 2005).
ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan
untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya
dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan
semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang
dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD,
produksi atau keuangan.
Menurut Daniel
O’Leary mendefinisikan ERP sebagai berikut :
Sistem ERP yaitu suatu pembuatan/desain untuk memproses suatu
transaksi di organisasi dan gabungan fasilitas dan planning real-time,
production, and customer response. Di tarik garis, ERP dikembangkan dengan
latar belakang pemikiran tentang perlunya aktivitas integritas proses dalam
perusahaan, agar lebih responsif dalam menanggapi kebutuhan customer. Meski
banyak analis dan vendor perangkat lunak mendefinisikan berbeda-beda, namun
maknanya relatif sama. Ada yang menyebutnya ERP, karena merupakan evolusi dari
MRP – Material Requirement Planning menjadi MRP II – Manufacturing Resource
Planning, yang kemudian menjadi ERP – Enterprise Resource Planning. Ada juga
yang menyebut ERM – Enterprise Resource Management, sekedar mendekatkan makna
dan akronimnya.
Suatu sistem yang mengelola seluruh sumber daya perusahaan. ERM ini
yang kemudian mendorong munculnya jargon baru TI, seperti CRM (Customer
Relationship Management), SCM (Supply Chain Management), PLM (Product Lifecycle
Management) dan SRM (Supplier Relationship Management). Jargon-jargon baru itu,
pada intinya, adalah pemanfaatan lebih lanjut suatu sistem yang fokus utamanya
adalah customer untuk CRM, rantai pergerakan barang untuk SCM, daur hidup
produk untuk PLM serta supplier untuk SRM. Posisi ERM ada di tengah-tengah dan dikelilingi
oleh CRM, SCM, PLM dan SRM. ERP akan berkembang terus sesuai dengan tuntutan
konsumen. Yang jelas perkembangan ERP pada masa depan ini akan dititik-beratkan
pada beberapa hal, yaitu, lebih mendukung customer service, lebih mendukung
vertical industri spesifik (vertical industry), dan juga lebih mendukung proses
pengambilan keputusan.
Pengertian CRM.
CRM diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan
strategi pelayanan yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak
terkoordinasi antar bagian dengan baik dan itu tergantung pada aksi – aksi
perusahaan yang terkoordinasi (Kalakota, 2001). CRM berkonsentrasi pada apa
yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa yang perusahaan ingin jual.
Pelanggan tidak menginginkan diperlakukan secara sama. Akan tetapi mereka ingin
diperlakukan secara individual. Namun, pada dasarnya CRM merupakan suatu cara
untuk menganalisa perilaku pelanggan yang dimiliki perusahaan, dimana melalui
hasil analisa tersebut, perusahaan dapat menentukan cara bagaimana agar dapat
melayani para pelanggannya secara lebih personal, sehingga menimbulkan
loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Sasaran utama CRM bukan terletak pada
kepuasan pelanggan, tetapi lebih mengarah pada loyalitas pelanggan. Maksudnya
adalah agar pelanggan tidak hanya puas saat memakai produk perusahaan,
melainkan meningkatkan loyalitas pelanggan pada perusahaan. (Strene, 2000). Sasaran
dari kerangka kerja bisnis CRM adalah menggunakan hubungan yang ada untuk
meningkatkan penghasilan, menggunakan informasi yang terintegrasi untuk
pelayanan yang baik, memperkenalkan konsisten, proses dan prosedur chanel yang
replicable. (Kalakota, 2001)
Tujuan CRM.
Menurut Kalakota, CRM memiliki beberapa tujuan seperti:
Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk menambah pendapatan.
Perusahaan memandang pelanggan secara luas untuk memaksimalkan hubungan di
antara mereka sehingga dapat meningkatakn profitabilitas perusahaan dengan
mengidentifikasi, menarik dan mempertahankan pelanggan yang berpotensial. Menggunakan
informasi yang sudah terintegrasi untuk mendapatkan pelanggan yang terbaik.
Dengan menggunakan informasi pelanggan untuk memberikan pelayanan yang terbaik
utnuk memenuhi kebutuhannya sehingga pelanggan tidak merasa diacuhkan dan
memiliki informasi sehingga menghemat waktu. Memperkenalkan saluran proses dan
prosedur yang konsisten dan dapat di tiru. Dengan perkembangan teknologi
saluran komunikasi bagi pelanggan, memungkinkan banyak karyawan yang dapat
terlibat dalam transaksi penjualan sehingga perusahaan harus mencakup
kosistensi proses dan prosedural .
Manfaat CRM.
Selain tujuan CRM sudah dijabarkan, adapula manfaat yang bisa
didapat dari CRm, seperti:
Membantu perusahaan/ organisasi sehingga memungkinkan bagian pemasaran
untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan / relasi mereka, mengatur bagian
marketing dengan tujuan dan sasaran secara jelas serta meningkatkan kualitas
bagian marketing. Membantu perusahaan / organisasi untuk meningkatkan kinerja
dengan mengoptimalkan pembagian informasi oleh beberapa karyawan dan
mempersingkat proses yang ada. Memungkinkan bentuk hubungan interpersonal
dengan pelanggan dan relasi dengan tujuan meningkatkan keupasan pealnggan dan
relasi serta memaksimalkan keuntunga;n yang didapat, mengidentifikasi
pelanggan/ relasi yang berpotensial dan memberikan service yang memuaskan. Memberikan
informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara pasti pelanggan dan
relasi mereka, mengetahui kebutuhan dan membangun hubungan yang efektif antar
perusahaan, pelanggan, dan partner pendukung lainnya.
Model CRM yang
cukup sering digunakan:
- Model IDIC.
Model IDIC dikembangkan oleh Peppers and Rogers, sebuah firma
konsultasi. Model IDIC menyarankan perusahaan menjalankan empat hal dalam
membangun hubungan one-to-one dengan pelanggan lebih dekat. Keempat hal
tersebut adalah:
a.
Identify Mengidentifikasi siapa
pelanggan perusahaan dan membangun hubungan saling pengertian antara perusahaan
dengan pelanggan.
b.
Differentiate Membedakan
pelanggan untuk diidentifikasikan pelanggan mana yang paling memberikan value
saat ini dan mana yang akan paling memberikan value di masa mendatang.
c.
Interact Melakukan interaksi
dengan pelanggan untuk memastikan perusahaan mengeri ekspektasi pelanggan dan
hubungannya dengan supplier atau brand lain.
d.
Customize Menyesuaikan
penawaran dan komunikasi agar memastikan ekspektasi pelanggan dapat tercapai.
- Model QCi
Model ini sering
juga disebut QCI Customer Management Model. Di tengah-tengah model, seperti
yang dapat dilihat pada Gambar, terdapat sejumlah aktivitas yang harus
dijalankan oleh perusahaan untuk menarik dan menjaga pelanggan. ModelQCi
menunjukkan people (orang) yang menjalankan aktivitas dan menggunakan teknologi
untuk mendukung aktivitasnya.
- CRM Value Chain
Model CRM value
chain memiliki lima primary stages dan empat supporting conditions yang
diperlukan untuk mencapai tujuan peningkatan keuntungan bagi pelanggan.
Primary stages
terdiri atas:
a. Customer
portfolio analysis
b. Customer
intimacy
c. Network
development
d. Value
proposition development
e. Managing the
customer lifecycle
Setiap tahap
dari primary stages dijalankan secara berkesinambungan untuk memastikan bahwa
perusahaan, dengan semua dukungan dari jaringan suppliers, partners dan para
pegawai, akan menciptakan dan memberikan suatu value proposition yang dapat
menarik dan menjaga pelanggan yang menguntungkan.
Sedangkan
supporting conditions terdiri atas:
a. Leadership
and culture
b. Data and IT
c. People
d. Processes
Keempat
supporting conditions tersebut akan memungkinkan strategi CRM berjalan dengan
efektif dan efisien
- Payne’s Five-Process Model.
Model CRM
berikutnya dikembangkan oleh Adrian Payne. Payne’s Five-Process Model
mengidentifikasikan lima proses inti dalam CRM, yaitu:
a. Strategy
development process
b. Value
creation process
c. Multichannel
integration process
d. Performance
assessment process
e. Information
management process
Strategy
development process dan value creation process menggambarkan tipe strategic
CRM, multichannel integration process menggambarkan tipe operasional CRM,
sedangkan information management process merupakan analytical CRM.
- Gartner Competency Model
Sesuai dengan
namanya, Gartner Competency Model dikembangkan oleh Gartner Inc. yang merupakan
perusahaan penelitian dan penasehat IT dengan 1200 research analysts dan
konsultan tersebar di 75 negara.
Berdasarkan
Gartner competency model, perusahaan memerlukan kompetensi dalam delapan area
agar CRM dapat sukses. Delapan area tersebut adalah sebagai berikut:
a. CRM vision
b. Developing
CRM strategies
c. Designing
valued customer experiences
d. Intra and
extra-organizational collaboration
e. Managing
customer lifecycle processes
f. Information
management
g. Technology
implementation
h. Developing
measures indicative of CRM success or failure
Klasifikasi CRM.
Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002), yaitu:
- CRM Operasional
CRM Operasional dikenal sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi
CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup
proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti
otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang
termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web.
Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Beberapa contoh pelayanan yang diberikan melalui web, diantaranya:
a)
Menyediakan pencarian produk.
Pelanggan sering kali mengalami kesulitan dalam mencari produk yang mereka
inginkan, karena itu diperlukan fasilitas search.
b)
Menyediakan produk atau
pelayanan gratis, sesuatu yang dapat menarik pelanggan untuk mengunjungi web
adalah tersedianya produk atau pelayanan gratis
c)
Menyediakan pelayanan atau
informasi tentang penggunaan produk
d)
Menyediakan pemesanan on line
e)
Menyediakan fasilitas informasi
status pemesanan.
- CRM Analitik.
CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM
ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam
melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan
analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data
yang berasal dari CRM Operasional.
Fokus Bisnis
pada CRM.
Mengelola berbagai hubungan pelanggan melibatkan dua tujuan yang
saling berkaitan : pertama, memberi organisasi dan semua karyawannya yang
berhadapan dengan pelanggan, satu pelanggan lengkap tentang setiap pelanggan di
setiap hal dan di lintas semua saluran; dan, kedua, memberi pelanggan satu
pandangan lengkap tentang perusahaan dan saluran-salurannya yang luas. CRM
menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem lintas fungsi perusahaaan
yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses layanan pada pelanggan
dalam penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan yang berinteraksi dengan
pelanggan perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan kerangka kerja TI software
serta database yang dijalankan melalui Web, yang mengintegrasikan proses-proses
ini dengan operasi bisnis perusahaan lainnya, dan mendukung kerja sama antara
perusahaan dengan para pelanggan, serta mitranya.(O’Brien, 2005).
Pemasaran dan
Pemenuhan Pesanan pada CRM.
Sistem CRM membantu para praktisi pemasaran menyelesaikan kampanye
pemasaran langsung dengan mengotomatisasi tugas-tugas seperti pengkualifikasian
pemasaran pada sasaran, dan penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat
pemasaran langsung. Kemudian, software CRM akan membantu para praktisi
pemasaran untuk menangkap dan mengelola data respons pelanggn dan calon
pelanggan di database CRM, serta menganalisis nilai pelanggan dan nilai bisnis
dari kampanye pemasaran langsung perusahaan. CRM juga membantu dalam pemenuhan
respons calon pelanggan serta pelanggan dengan secara tepat menjadwalkan kontak
penjualan serta memberi informasi yang tepat atas produk dan jasa bagi mereka,
sementara sambil menangkap informasi yang relevan untuk disimpan ke dalam
database CRM. (O’Brien, 2005)
Layanan dan
Dukungan untuk Pelanggan
Sistem CRM memberi para staf penjualan alat software dan akses
real-time ke database umum pelanggan yang dapat dibagi bersama dengan para
praktisi penjualan dan pemasaran. CRM membantu para manajer layanan pelanggan
membuat, menetapkan, dan mengelola berbagai permintaan atas layanan dari
pelanggan. Software call center mengirimkan semua panggilan ke para staf
dukungan untuk pelanggan berdasarkan pada keahlian serta otoritas mereka untuk
menangani permintaan layanan tertentu. Software help desk membantu para staf
layanan untuk pelanggan membantu para pelanggan yang memiliki masalah dengan
suatu produk atau jasa, dengan memberi data layanan dan saran yang relevan
untuk mengatasi masalah tersebut. Layanan mandiri berbasis web memungkinkan
para pelanggan mengakses dengan mudah informasi pendukung pribadi di situs Web
perusahaan, dengan tetap memberi mereka pilihan untuk menerima bantuan lebih
jauh secara online atau melalui telepon dari personel layanan pelanggan.(O’
Brien, 2005)
Pembahasan.
Aktivitas Utama dari Konsep CRM
Aktivitas CRM pada dasarnya betujuan agar perusahaan Unilever dapat
mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai
kebutuhannya. Secara umum, beberapa aktifitas utama dari konsep CRM adalah
sebagai berikut:
1)
Membangun database pelanggan
yang kuat.
Database pelanggan yang kuat merupakan kunci utama pelaksanaan CRM.
Ada banyak alasan mengapa perusahaan perlu membangun database pelanggan yang
kuat. Pertama, database pelaggan adalah salah satu aset utama perusahaan, yang
juga dapat dihitung performanya sebagaimana performa finansial yang lain.
Kedua, database pelanggan dapat dijadikan ukuran tentang nilai perusahaan
sekarang dan kemungkinan performanya di masa mendatang. Untuk perusahaan yang
menangani pelanggan corporate mungkin akan lebih mudah karena jumlah
pelaggannya terbatas. Tetapi bagi perusahaan yang menangani pelanggan retail
tentu saja dibutuhkan sistem dan prosedur pengumpulan database yang lebih
kompleks.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan database
pelanggan. Misalnya melalui pengambilan kartu garansi yang datanya harus diisi
dengan lengkap oleh pelanggan, melalui form aplikasi untuk pengajuan kredit
ataupun permintaan suatu layanan dan yang paling populer tentu saja adalah
dengan menerbitkan katu keanggotaan. Beberapa perusahaan retail besar di
Indonesia menerbitkan kartu keanggotaan untuk kepentingan pemasaran mereka
seperti Matahari menerbitkan Matahari Club Card, Makro menerbitkan kartu
anggota Makro, Carrefour menerbitkan kartu belanja yang sekaligus berfungsi
sebagai kartu kredit dan bekerja sama dengan GE Finance.
Contoh lainnya adalah Telkomsel yang mengeluarkan layanan
SimpatiZone untuk pelanggan pra bayarnya. Ini dilakukan karena yang terdaftar
di Telkomsel tentu saja adalah pelanggan pasca bayar, sementara pelanggan pra
bayar tidak terdaftar profilnya. Salah satu faktor penting agar pelanggan
memberikan data-datanya kepada perusahaan adalah dengan memberikan penawaran
benefit untuk pelanggan. Kebanyakan ritel memberikan reward point dan juga
diskon jika mereka manjadi anggota contohnya Telkomsel memberikan keuntungan
kepada pelanggan Simpati jika kartu mereka hilang dan pelanggan masih dapat
memakai nomor yang sama dengan hanya membayar 50% dari harga perdana.
2)
Membuat profil dari setiap
pelanggan.
Langkah selanjutnya adalah membuat profil dari masing-masing
pelanggan. Ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari proses segmentasi
konsumen yang sudah dilakukan perusahaan. Profil pelanggan menyangkut segala
aktifitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun
layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambaran tentang
kebutuhan, keinginan, dan juga concern mereka tentang produk atau layanan
perusahaan. Ada 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam menentukan
profiling pelanggan adalah usage dan uses. Usage menyangkut seberapa banyak
mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan
produk atau layanan apa saja yang digunakan. Sedangkan uses menyangkut
bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan.
Digabungkan dengan data-data demografis, psikografis dan berbagai
data pendukung lain, profilling semacam ini akan memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang kebutuhan dan keinginan pelanggan. Profil inilah yang
kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing
seperti apa yang cocok diaplikasikan kepada pelanggan
3)
Analisis profitabilitas dari
tiap-tiap pelanggan.
Dalam analisis profitabilitas ada 2 hal yang dinilai dari
masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan ( revenue ) yang dihasilkan
dari masing-masing pelanggan dan kedua adalah biaya ( cost ) yang harus
dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.
Aspek revenue dilihat dari beberapa hal :
a)
Dari penggunaan produk atau
layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang.
b)
Menghitung seberapa banyak
kemungkinan penggunaan produk atau layanan tersebut padan tahun-tahun mendatang
c)
Kemungkinan penggunaan produk
atau layanan lain yang disediakan oleh perusahaan. Sedangkan dari aspek biaya,
yang perlu dihitung adalah mulai dari biaya akuisisi ( acquisition cost )
hingga biaya untuk mempertahankan mereka ( retention cos ). Satu lagi biaya
yang perlu diperhitungkan adalah opportunity cost, biaya dari kesempatan yang
hilang karena melayani pelanggan tersebut. Dengan menghitung dan membandingkan
antara aspek penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat
mulai memilih pelanggan mana yang memberikan keuntungan yang lebih banyak dan
mana yang tidak terlalu memberikan keuntungan yang besar. Pemilihan ini menjadi
alat yang penting agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan
tingkat profitabilitas dari setiap pelanggan.
d)
Interaksi dengan pelanggan yang
lebih targeted dan customized.
Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk
melihat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini tentu
saja akan memudahkan perusahaan untuk memberikan penawaran tentang produk dan
layanan yang disesuaikan kebutuhan mereka. Dengan tingkat kebutuhan yang
dipetakan, perusahaan juga dapat memberikan komunikasi pemasaran terpadu yang
lebih personal dan customized. Pelanggan akan merasa lebih diperlukan secara
individual dan tentu saja akan memberikan pengalaman yang lebih menarik dan
mendukung proses kepuasan pelanggan. Dan tentu saja untuk jangka panjang adalah
bagaimana hal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan untuk terus
memakai produk atau layanan perusahaan.
Selain aktifitas komunikasi yang lebih targeted, perusahaan juga
dapat memberikan penawaran produk ataupun layanan yang secara khusus didesain
berbeda untuk setiap pelanggan. Dengan demikian karena perusahaan sudah dapat
mengenali kebutuhan pelanggan tentunya akan lebih mudah bagi mereka untuk
melakukan respond dan transaksi. Berhubungan dengan hal di atas, perusahaan
dapat mendesain program loyalitas ( loyality program ) yang sesuai dengan
pelanggannya. Program loyalitas ini akan sangat membantu perusahaan di dalam
mempertahankan pelanggan, meningkatkan kepuasan dan menjaga agar pelanggan
tidak tergiur oleh berbagai tawaran yang diberikan oleh kompetitor lain.
Program customer retention inilah yang menjadi salah inti utamadari
aktifitas Customer Relationship Management ( CRM ). Paradigma dan cara berpikir
perusahaan tidak lagi didominasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru,
tetapi lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan lama. Karena menurut survey,
biaya untuk mempertahankan pelanggan lama jauh lebih murah dari biaya untuk
mendapatkan pelanggan baru Apalagi pelanggan lama memiliki potensi yang besar
bukan hanya dalam pengunaan produk atau layanan perusahaanyang mereka pakai
sekarang, tetapi juga produk dan layanan perusahaan yang lain. Asal pelanggan
puas, perusahaan punya potensi untuk melakukan penjualan produk atau layanan yang
berbeda melalui cross selling ataupun up selling.
Peran software
aplikasi CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran,
kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu
mengimplemtasikan aplikasi CRM pada perusahaan mereka.
Aplikasi CRM
berguna bagi perusahaan dalam banyak hal.
Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai
perusahaan dalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa
sulitnya mengumpulkan data-data pelanggan, mencatat berapa kali mereka
menghubungi perusahaan dalam satu bulan, berapa kali menggunakan produk atau
layanan perusahaan dan berbagai data lain jika dilakukan secara manual.
Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang
dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk
proses pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support
System(DSS) dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan lagi pada urusan
teknis dalam membuat laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya
berhenti pada implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar
teknologi yang menjadi alat ( tool ) bagi perusahaan. Untuk menamin
implementasi CRM yang sukses, banyak faktor yang harus dibenahi terlebih dahulu
oleh perusahaan.
Ada empat
kemampuan utama dalam strategis CRM yaitu :
- Technology ( teknologi ) : Teknologi yang mendukung CRM.
- People ( Manusia ) : Kemampuan manusia serta sifatnya dalam mengelola CRM
- Process ( Proses ) :Proses perusahaan yang digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan serta memenuhi kepuasan pelanggan
- Kowledge and Insight ( Pengetahuan dan Wawasan ) : Memberikan masukan pada perusahaan dalam memberikan nilai pada data pelanggan sehingga mereka membutuhkan pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan hubungannya dengan pelanggan
Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang
bagaimana melayani konsumen. Visi implementasi CRM harus jelas terlebih dahulu
dan dipahami secara benar oleh semua karyawan dalam perusahaan. Selanjutnya
adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Perusahaan perlu
mengadakan pelatihan-pelatihan dan proses belajar yang membuat karyawan lebih
siap dalam proses implementasi CRM. Aspek kedua adalah proses dan prosedur.
Perusahaan harus mendefinisikan secara lebih jelas target market yang akan
dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal
ini penting karena karyawan berhubungan langsung dengan konsumen memiliki
aturan yang jelas tentang bagaimana melayani pelanggan.
Aspek ketiga adalah sistem dan teknologi. Perusahaa perlu membuat
cetak biru tentang teknologi CRM seperti apa yang akan digunakan, bagaimana
proses implementasinya, training dan juga penerapannya yang berhubungan dengan
sistem yang sudah ada sekarang.
Tujuan dari strategi CRM adalah untuk membentuk interaksi antara
perusahaan dan pelanggannya dengan cara memaksimalkan nilai hidup pelanggan
untuk perusahaan. Hal inii juga mencerminkan filosofi bahwa tidak semua
pelanggan diciptakan sama.
Strategi CRM membutuhkan
empat komponen :
- Customer-management orientation : Customer-management orientation mencakup sekumpulan nilai-nilai perusahaan serta strategi dan aksinya dalam mengimplementasikan customer management principles
- Integration and alignment of organizational processes : Integration and alignment of organizational processes dikelola dengan memahami nilai yang akan diberikan pada pelanggan yang sudah ditargetkan sesuai dengan prosesnya. Komponen ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan merancang proses organisasinya
- Information capture and alignment of technology : Information capture and alignment of technology dikarakteristikan oleh kemampuan dalam mentransfer data menjadi dalam bentuk informasi
- CRM strategy implementation : Pengimplementasian CRM dalam proses dan aktivitas dibutuhkan untuk menyukseskan strategi CRM.
Penerapan CRM pada Perusahaan Nissan.
Misi :
Nissan menyediakan produk dan jasa otomotif secara unik dan inovatif
yang menghasilkan nilai keberhasilan yang tinggi bagi semua pengguna kendaraan
dengan aliansinya bersama Renaults.
Guiding Principles
S U C C E S S
S : Seeking Profitable Growth
U : Unique and Innovative: “Bold and Thoughtful”
C : Customer-Focused and Environment Friendly
C : Cross Functional and Global
E : Earnings and Profit Driven
S : Speed
S : Stretch
SHIFT_the way
you move
Nissan kini menggunakan slogan “SHIFT_the way you move” yang
penggunaannya diseragamkan secara global. SHIFT_ merupakan semangat Nissan
dalam mengubah pakem atau nilai-nilai tradisional untuk menciptakan dan
menawarkan serangkaian nilai-nilai baru. Slogan ini mengomunikasikan pemikiran
kami yang berupaya kuat untuk terus menyediakan pengalaman-pengalaman
menyenangkan dan kemungkinan-kemungkinan baru di kehidupan sehari-hari,
meskipun dunia dan sarana transportasi juga terus berubah.
“SHIFT_ the way you move” juga mengekspresikan aspirasi Nissan untuk
mengubah pandangan masyarakat terhadap kendaraan, bukan lagi alat transportasi
semata tapi lebih ke pengalaman emosional. Nissan sudah menggunakan konsep
SHIFT_ secara global sejak 2001, namun penggunaan kata-kata setelah SHIFT_ bervariasi
sesuai negara dan produk.
Nissan GT 2012
Nissan Motor Indonesia sebagai bagian dari Nissan Global pun turut
berpartisipasi dalam melaksanakan program GT 2012. GT 2012 jadi acuan untuk
terus mengembangkan jaringan dealer di seluruh Indonesia, memroduksi
kendaraan-kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan fokus kepada kualitas
produk. Tidak terbatas hanya itu peningkatan kualitas juga kami lakukan dalam
hal pelayanan, merek dan manajemen.
Nissan GT 2012 terdiri dari tiga komitmen perusahaan dan lima
terobosan bisnis. Ketiga komitmen itu adalah:
- Quality leadership (terdepan dalam hal kualitas): Tidak hanya fokus meningkatkan kualitas produk, tapi Nissan juga meneruskan dan mengakselerasikan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
- Zer0-emission leadership: Nissan akan meluncurkan kendaraan elektrik di Amerika Serikat dan Jepang pada 2010, lalu memasarkan secara massal ke seluruh dunia pada 2012.
- Pertumbuhan keuntungan rata-rata sebesar lima persen dalam lima tahun (FY2008 ke FY2012): Pertumbuhan ini didukung rencana peluncuran 60 model baru sepanjang lima tahun mendatang dan lebih dari 15 teknologi baru setiap tahunnya mulai 2009.
- Terdepan dalam hal kualitas.
- Terdepan dalam hal kendaraan emisi nol.
- Ekspansi bisnis: Infiniti, Light Commercial Vehicles dan mobil murah.
- Ekspansi pasar: India, Timur Tengah, Brasil, Rusia dan Cina.
- Terdepan dalam hal biaya
Nissan GT 2012 merefleksikan tekad perusahaan untuk mewujudkan
pengembangan masyarakat yang bergerak secara berkesinambungan. Saat ini sangat
didambakan adanya keseimbangan antara pasar dunia yang berpotensi tumbuh dan
kebutuhan akan planet bumi yang lebih bersih. Nissan yakin dengan ketersediaan
kendaraan massal tanpa emisi yang terjangkau merupakan terobosan paling
signifikan dari industri otomotif. Bersama Renault, Nissan bertekad untuk
menjadi yang terdepan.
Nissan pertama kali masuk secara resmi ke Indonesia tahun 1969 dengan
nama Datsun melalui agen tunggalnya, PT Indokaya. Pada paruh kedua 1990-an,
keagenan Nissan di Indonesia berada di bawah Grup Indomobil. Saat ini Nissan
memiliki beberapa varian merek, seperti: Teana, Terrano, Serena, Latio,
X-Trail, Grand Livina, dan Frontier Navara. Secara nasional, Nissan memiliki 42
dealer. Sekitar 33 dealer di antaranya telah menggunakan Retail Visual Identity
(RVI) sesuai dengan standar RVI Nissan Jepang. Pada 2008, ditargetkan bisa
mencapai 48 dealer.
Organisasi:
PT Nissan Motor Indonesia merupakan salah satu anak usaha di bawah Grup Indomobil.
Implementasi CRM
pada Nissan Motor Indonesia.
Tantangan dan
Masalah:
Sebelum menggunakan sistem CRM, NMI memiliki berbagai permasalahan
dalam menangani pelanggan seperti:
- Keinginan memberikan layanan lebih kepada pelanggan.
- Sistem lama yang dipakai untuk menangani pelanggan tak bisa lagi menopang. Padahal, jumlah pelanggan terus meningkat, yang saat ini mencapai hampir 44 ribu pelanggan di 42 cabang.
- Data belum terintegrasi.
- Masing-masing bagian seperti berdiri sendiri dengan software yang bersifat tailor-made.
- Informasi data kurang akurat.
- Pemrosesannya lamban.
- Penggunaan sumber daya kurang efisien.
Solusi :
Mengimplementasikan aplikasi CRM, yakni Helpdesk Expert Automation
Tools (HEAT) dari FrontRange (vendor asal Amerika Serikat). Investasi untuk
mengembangkan sistem CRM, yang disebut program Indomobil for You, mencapai
hampir Rp 1 miliar.
Proses Kerja.
Data dari berbagai cabang bisa terintegrasi dengan kantor pusat di
Wisma Indomobil, Jl. M.T. Haryono, Jakarta. Di kantor pusat ada 6 orang
customer relation officer (CRO), yang bertugas khusus menerima komplain,
memberi informasi dan melakukan follow up kepada pelanggan. Sementara di cabang
masing-masing terdapat satu orang CRO. Para CRO cabang ini bertugas menjaga
standardisasi layanan baik di showroom maupun di bengkel dari yang bersifat
fisik (semisal penataan showroom hingga toilet), serta pendataan pelanggan yang
datang ke showroom ataupun bengkel. Data yang dipegang oleh cabang, tidak akan
berbeda dari data yang ada di kantor pusat. Walaupun semua data masuk ke kantor
pusat, cabang memiliki duplikasinya. Adapun pengiriman data dari 26 cabang di
luar Jabodetabek masih menggunakan sistem batch.
Pada saat terjadi penjualan mobil Nissan di suatu cabang, maka
sistem akan mencatat semua data yang diperlukan. Lalu, data mengenai identitas
pembeli dan mobil akan masuk ke database di kantor pusat. Setelah itu,
dimulailah proses layanan ke pelanggan. Selanjutnya, praktik CRM melalui
layanan SMS mulai dilakukan secara intensif oleh pihak NMI. Misalnya, empat
hari setelah mobil dikirim akan ditindaklanjuti dengan pengiriman SMS
perkenalan. Lalu, tiga hari berikutnya akan ditelepon langsung untuk menanyakan
keadaan mobilnya. Tak berhenti di situ. Pengiriman SMS akan terus mengalir.
Misalnya, ucapan selamat ulang tahun atau pada saat hari raya (Lebaran, Natal,
Tahun Baru, Waisak, Nyepi). Bahasa atau kalimat yang digunakan sangat personal.
Misalnya, bukan “kepada pelanggan yang terhormat”, tapi langsung menyebut nama,
seperti “kepada Bapak X yang terhormat”.
Begitu pula, ketika argometer mobil pelanggan sudah menunjukkan
angka 10 ribu km, sang pelanggan juga akan dikirimi SMS untuk mengingatkan
supaya melakukan servis. SMS serupa akan dikirim lagi setiap 10 ribu km
berikutnya. Begitu juga dengan STNK. Sekitar dua minggu sebelum masa jatuh
tempo STNK itu berakhir, akan ada SMS pengingat.
Hasil dan
Manfaat yang Dicapai:
- Bisa melakukan single view terhadap profil pelanggan, serta memiliki informasi yang tepat waktu dan akurat.
- Pengembangan contact centre dan SMS gateway, sehingga bisa memberikan berbagai layanan informasi, menampung komplain, dan menindaklanjuti keinginan pelanggan.
Rencana di masa
depan:
NMI akan mengembangkan fitur tambahan ke dalam sistem CRM, sehingga
bisa melakukan cross-selling dan upselling. NMI ingin melakukan pengembangan
sistem CRM ini hingga ke daerah di luar jabodetabok. Cross selling yang dapat
dilakukan dengan meenawarkan berbagai aksesori bila pelanggan menelpon ke
bengkel untuk menanyakan status mobilnya yang sedang dibengkel. Mereka akan
mencoba untuk melakukan upselling dengan menawarkan tipe mobil yang baru
setelah memiliki mobil 3-5 tahun sehingga mereka dapat menjadi pelanggan yang
setia.
Kesimpulan:
Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari penggunaan aplikasi CRM
perusahaan Nissan Motor Indonesia yaitu:
- Fitur layanan yang lengkap sehingga dapat membantu putugas customer car dalam memberikan informasi kepada pelanggan.
- Memberikan informasi yang lengkap tentang identitas pelanggan dan mobil Nissan yang dimilikinya.
- Customer care dapat melayani pelanggan dengan lebih baik.
- Terjalin hubungan komunikasi yang lebih baik antara perusahaan dengan pelanggan dan calon pelanggan
Saran:
- Membuat sistem kemanan yang kuat untuk menahan serangan hacker perusahaan kompetitor.
- Memberdayakan sumberdaya IT yang berpotensial untuk meningkatkan IT perusahaan.
- Mengupdate informasi agar selalu menjadi informasi terkini.
Edi. Wibowo (1A111008).
Fachry Zainuri (1A111009).